Ciputra dikenal sebagai raja properti di Indonesia, pria yang terlahir dengan nama Tjie Tjin Hoan ini sebenarnya berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Namun berkat kegigihannya, Ciputra yang memulai bisnis dari bawah kini menjadi sosok pengusaha properti sukses. Kisah perjalanan bisnis Ciputra juga penuh liku-liku hingga akhirnya ia memiliki beberapa perusahaan besar di bidang properti.
Selain Ciputra Group, pria yang lahir pada tanggal 24 Agustus 1931 ini juga menjadi salah satu direktur di Jaya Group dan Metropolitan Group, tak heran jika Ciputra juga masuk dalam daftar orang paling kaya di dunia. Namun, tahukah Anda, bahwa saat memulai bisnisnya, dulu Ciputra hanya memiliki modal awal sebesar 10 juta Rupiah saja.
Liku-Liku Perjalanan Bisnis Ciputra
- Mengawali Bisnis Di Bangku Kuliah
Masa kecil Ciputra dihabiskan dengan usaha kerasnya dalam menuntut ilmu. Walau baru bisa masuk Sekolah Dasar saat usianya 10 tahun, namun Ciputra kecil tetap bersemangat untuk sekolah. Jarak rumah dan sekolahnya yang sejauh 7 KM itu bukan menjadi penghalang, setiap hari ia bersemangat berjalan kaki tanpa alas kaki hanya demi bisa pergi sekolah.
Setelah lulus Sekolah Dasar, Ciputra pindah ke Kota Manado untuk melanjutkan pendidikannya di SMP dan SMA Frater Don Bosco. Tekadnya yang kuat untuk bisa memiliki masa depan yang lebih baik, membuat Ciputra memutuskan untuk merantau ke Jawa dan berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur.
Di kota Bandung itulah, perjalanan bisnis Ciputra dimulai, pada semester empat bersama dengan Ismail Sofyan dan Budi Brasali, ia mendirikan PT Daya Cipta sebuah jasa konsultan arsitektur bangunan yang kantornya masih dalam sebuah garasi. Setelah berhasil mendapat gelar Insinyur, Ciputra kemudian pindah ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya sebagai arsitek.
- Karier Cemerlang Di Jakarta
Bermodal konsep yang bagus, Ciputra memiliki karier cemerlang di Jakarta, ia pertama kali bekerja di PT Pembangunan Jaya yang merupakan perusahaan daerah milik Pemda DKI. Kinerja yang bagus mengantarkan Ciputra menjadi direksi dan penasihat di Jaya Group dan sekaligus bertanggung jawab membangun proyek besar yaitu Taman Impian Jaya Ancol.
Tidak berhenti sampai disitu, Ciputra kembali bekerja sama dengan Budi Brasali serta tiga rekan barunya, yaitu Sudono Salim, Ibrahim Rasyid dan Sudwikatmono untuk mendirikan sebuah perusahaan di bidang properti bernama Metropolitan Group. Perusahaan properti itulah yang membangun sejumlah perumahan mewah di Indonesia, seperti Pondok Indah dan BSD Serpong.
Meskipun sudah berhasil dengan berbagai proyek properti yang dijalankan oleh Jaya Group dan Metropolitan Group, Ciputra masih belum merasa puas, sehingga ia memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan keluarga bernama Ciputra Group yang tentunya juga bergerak di bidang properti. Ciputra Group inilah yang nantinya semakin melambungkan nama Ciputra sebagai raja Remipoker properti di Indonesia.
- Bisnis Goyah Saat Krisis Ekonomi
Bisnis properti yang dijalankan oleh Ciputra tentu tidak selalu mulus, apalagi saat krisis ekonomi besar-besaran melanda Indonesia pada tahun 1998. Semua perusahaan yang dipimpin Ciputra terkena imbas dari krisis ekonomi sehingga terpaksa harus melakukan PHK kepada tujuh ribu karyawan dan bagi karyawan yang masih bertahan di perusahaan tersebut juga harus mengalami pemotongan gaji hingga 40%.
Sementara itu, beberapa perusahaan milik Ciputra Group juga terpaksa gulung tikar, yaitu Bank Ciputra dan perusahaan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate. Meskipun beberapa perusahaannya terkena imbas besar dari krisis ekonomi, namun tidak membuat Ciputra putus asa, dan terus berusaha bertahan.
Untungnya sifat ulet dan pantang menyerah Ciputra bisa membuatnya tetap bertahan dari terpaan badai krisis ekonomi. Bahkan pada tahun 2017, Ciputra tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia tepatnya di peringkat 11 dengan jumlah harta mencapai 20,8 triliun Rupiah.
- Meraih Banyak Penghargaan dan Mendirikan Universitas Ciputra
Selain sukses di bidang properti dengan harta kekayaan berlimpah, Ciputra juga berhasil meraih beragam penghargaan terbukti dari penghargaan yang diberikan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai tanda bahwa Ciputra adalah pemegang rekor wirausahawan dengan penghargaan terbanyak di Indonesia.
Bukan hanya itu saja, Ciputra juga dikenal sebagai penggerak kewirausahaan, terbukti saat usianya 75 tahun, dengan tujuan untuk membantu memajukan pendidikan di Indonesia, Ciputra mendirikan Universitas Ciputra. Sesuai dengan bidang yang digelutinya selama ini, tentu saja fokus dari kampus ini adalah wirausaha sehingga diharapkan bisa menghasilkan lebih banyak pengusaha di Indonesia.
Perjalanan bisnis Ciputra telah melewati berbagai era di Indonesia termasuk saat terjadinya krisis keuangan yang membuat banyak perusahaan terpaksa harus gulung tikar karena gagal bertahan ditengah hempasan badai ekonomi pada tahun 1998. Fokus, ulet dan kerja keras adalah modal dasar Ciputra untuk terus bertahan dan bahkan membuat namanya dikenal sebagai raja properti Indonesia.